Siapa Kami
“Tanah bukan hanya tempat tinggal, tetapi warisan jiwa, sumber kehidupan, dan bukti bahwa kami pernah—dan akan terus—ada.”
Kami adalah Suku Berco, atau dikenal juga sebagai Komunitas Adat Cek Bocek Selesek Rensuri, masyarakat adat yang mendiami wilayah pegunungan selatan Pulau Sumbawa, tepatnya di Desa Lawin, Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Komunitas kami tersebar di beberapa kampung adat, seperti Berco, Jango, Rempek, Lito, dan Lebang, yang berdiri di kaki Gunung Dobo—gunung yang kami yakini sakral dan menjadi pusat spiritual serta identitas kami.
Leluhur kami bermigrasi dari wilayah timur Sumbawa, yaitu Selesek dan Rensuri, tempat asal sejarah dan kedatuan tua kami. Perpindahan ini terjadi akibat tekanan politik dan sosial, serta relokasi paksa yang menyebabkan kami mencari tempat baru yang aman untuk membangun kehidupan mandiri. Gunung Dobo dipilih karena memiliki tanah yang subur, sumber air alami, dan nilai spiritual yang kuat bagi para tetua adat.
Kini, kami menjaga wilayah adat seluas kurang lebih 28.975 hektar. Wilayah ini mencakup hutan adat, kampung tua, situs-situs makam leluhur, sungai, dan lahan pertanian tradisional yang diwariskan turun-temurun. Tanah ini bukan hanya ruang hidup, tetapi juga warisan yang penuh makna, menjadi penghubung antara masa lalu, hari ini, dan masa depan.
Sebagai masyarakat adat, kami berpegang pada nilai-nilai keseimbangan dengan alam, solidaritas sosial, serta penghormatan terhadap leluhur. Kami melestarikan berbagai tradisi dan upacara adat, seperti Nyorong dalam pernikahan, Jango Kubur sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, serta pengelolaan hutan dan air berbasis kearifan lokal. Semua ini bukan sekadar warisan budaya, tapi juga pernyataan identitas kami sebagai penjaga tanah dan pelestari sejarah.
Di tengah ancaman dari industri ekstraktif dan belum diakuinya hak-hak adat kami secara penuh oleh negara, kami tetap berdiri teguh. Kami berkomitmen menjaga tanah, budaya, dan nilai-nilai kami agar tetap hidup dan menjadi sumber kekuatan bagi generasi penerus. Bagi kami, tanah adat adalah tubuh, leluhur adalah jiwa, dan perjuangan adalah nafas kehidupan yang tak boleh padam.
Bagikan
Suarakan solidaritas Anda untuk menolak eksploitasi, mendesak perlindungan hukum, dan menghormati hak masyarakat adat atas tanah warisan leluhur mereka.
Bantu kami membiayai proses hukum dan pendampingan masyarakat adat